Rabu, 30 November 2016

 Assalamu Alaikum wr.wb
      Hy everyone... Jadi minggu lalu saya dan teman teman D IV  analis kesehatan Poltekkes Makassar  melalukan kunjungan study di Benteng Fort Rotterdam, ini adalah kali kedua saya mendatangi tempat bersejerah tersebut. Tempat ini tentunya telah menjadi salah satu saksi bisu perjuangan para pahlawan kita dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
     Gedung-gedung di dalam Benteng Fort Rotterdam masih berdiri kokoh dan sebagian besar arsitekturnya didominasi oleh model dari bangunan belanda kuno, walaupun sekarang ini terjadi pemugaran dibeberapa bagian gedung, namun tidak menghilangkan nuansa vintage (kuno) dari gedung-gedung tersubut.
       Beberapa gedung diisi dengan benda-benda peninggalan di zaman penjajahan, dan beberapa lainnya dijadikan sebagai galery dan perpustakaan. Untuk memudahkan pengunjung untuk mengenali sudutsudut Benteng Fort Rotterdam lebih jauh, Petugas Benteng memberikan kode berupa huruf untuk masing-masing gedung dan memberikan plakat untuk beberapa spot penting.
      Untuk mengenal lebih dekat Benteng Fort Rotterdam, saya telah membuat artikel singkat yang berisi tentang sejarah, fungsi, dan  bangunan- bangunan yang terdapat di Benteng Fort Rotterdam

A. Sejarah Benteng Fort Rotterdam
      Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam Makassar (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
       Benteng Rotterdam Makassar dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matare Karaeng Manguntungi Tumapa’risi’ Kallonna dan diselesaikan oleh putranya Raja Gowa X Imanriogau Bontokaraeng lakiung Tonipallangga Ulaweng dengan konstruksi tanah liat pada tahun 1545. Atas perintah Raja Gowa XIV Imangerangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) pada tahun 1634 tembok benteng diperbaiki dan menambah material batu karang, batu padas, dan batu bata menggunakan kapur dan pasir sebagai perekat.
      Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros.
       Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
      Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar. Salah satu obyek wisata yang terkenal disini selain melihat benteng serta museum Lagaligo adalah menjenguk ruang tahanan sempit Pangeran Diponegoro saat dibuang oleh Belanda sejak tertangkap ditanah Jawa.
       Di benteng ini pernah di jajah oleh pasukan belanda, untuk memperluas daerah kekuasaannya karena kerajaan gowa memliki rempah-rempah yang banyak, Setahun lebih benteng digempur oleh Belanda dibantu oleh pasukan sewaan dari Maluku, hingga akhirnya kekuasaan raja Gowa disana berakhir. Seisi benteng porak poranda, rumah raja didalamnya hancur dibakar oleh tentara musuh. Kekalahan ini membuat Belanda memaksa raja menandatangani "perjanjian Bongaya" pada 18 Nov 1667 Di tempat ini juga Pangeran Diponegoro dipenjara.

      Luas Benteng Rotterdam Makassar adalah 28.595,55 meter bujur sangkar, dengan ukuran panjang setiap sisi berbeda, serta tinggi dinding berfariasi antara 5-7 meter dengan ketebalan 2 meter. Benteng Rotterdam Makassar mempunyai lima buah sudut (Bastion),  yaitu :
-          Bastion Bone terletak di sebelah barat
-          Bastion Bacam terletak di sudut barat daya
-          Bastion Butan terletak di sudut barat laut
-          Bastion Mandarsyah terletak di sudut timur laut
-          Bastion Amboina terletak di sudut tenggara




B.   Fungsi Rotterdam
      Saat Belanda datang ke tanah Makassar, pecahlah perang antara Sultan Hasanuddin yang ada di dalam benteng dengan penguasa Belanda, Cornelis Speelman pada tahun 1666. Selama setahun, Benteng Ujung Pandang digempur Belanda hingga akhirnya pasukan Sultan Hasanuddin kalah dan harus menyerahkan benteng kepada Belanda.
      Pada masa Kolonial Belanda, Benteng Ujung Pandang dibangun kembali dan ditata sesuai dengan arsitektur Belanda. Sejak saat itu, nama benteng pun berubah menjadi Fort Rotterdam yang tidak lain merupakan daerah kelahiran Cornelis Speelman di Belanda. Pada masa ini, benteng dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah Belanda di Indonesia.
      Pada masa kolonial Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi pusat studi pertanian dan bahasa. Sementara setelah Indonesia merdeka, benteng ini dijadikan sebagai pusat komando yang kemudian beralih fungsi menjadi pusat kebudayaan dan seni Makassar.
      Benteng ini amat mudah dikenali mengingat bangunannya yang sangat mencolok dibandingkan dengan gedung perkantoran ataupun rumah disekitarnya. Memasuki pintu utama benteng ini, nuansa kejayaan masa lalu terekam jelas melalui dinding benteng yang masih kokoh. Di sudut benteng, terdapat bastion yang di bangun sebagai pertahanan artileri utama. Di tempat ini pula terdapat beberapa lubang meriam untuk pertahanan benteng.
      Di benteng ini juga terdapat beberapa ruang tahanan yang salah satunya pernah digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Ruang tahanan amat kokoh dengan dinding melengkung. Selain itu di tempat ini juga terdapat gereja yang merupakan gereja pertama yang ada di Makassar.
      Sebagai pusat kebudayaan dan seni, saat ini dalam kompleks benteng terdapat Museum Nageri La Gilago yang menyimpan beragam koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah hingga naskah serta etnografi. Kebanyakan benda kebudayaan yang dipamerkan berasal dari suku-suku di Sulawesi seperti suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
      Benteng Ujung Pandang memang memiliki keunikan tersendiri. Sebagai bangunan sejarah, benteng ini merupakan bukti nyata kisah panjang masa kolonialisme yang pernah ada di bumi nusantara. Selain itu, benteng ini juga menjadi saksi bisu sejarah panjang kota Makassar.



C.   Bangunan – Bangunan di Rotterdam

1.      Gedung A
Gedung A merupakan tempat menerima tamu dari Bone pada zaman dahulu. Namun sekarang gedung ini berganti fungsi menjadi pos wajib lapor untuk pengunjung yang datang berkunjung.


2.      Gedung B
Gedung B pada bagian atas dahulu digunakan sebagai tempat perwakilan dagang dan bagian bawah sebagai ruang tahanan.Namun sekarang berganti fungsi menjadi tempat polisi pariwisata.

3.      Gedung C
Gedung C dahulu adalah wisma bagi tamu-tamu dari Buton. Namun sekarang dialih fungsikan sebagai galery keseniaan, disana terdapat berbagai karya seni dari berbagai seniman baik itu seniman lokal maupun seniman luar sulawesi. Disana saya sempat mewawancarai salah satu seniman lokal dan beliau menunjukkan beberapa karyanya, termasuk satu lukisan yang merupakan master piece beliau, jadi karya yang menjadi master piece itu memiliki history yang sangat menarik yaitu menceritakan tentang salah satu petualang bugis yang hendak kebulan, dan cerita inipun sempat dituangkan dalam sebuah lagu.
(Salah satu Master piece di galery keseniaan)

4.      Gedung D
Gedung D dahulu bagian belakang merupakan rumah sakit bagi orang Beland kemudian dirubah fungsi sebagai wisma tentara. Bagian depan gedung ini tempat tinggal Cornelius Speelman. Namun, sekarang Gedung D ini menjadi Museum Nagari La Galligo yang menyimpan berbagai benda-benda bersejarah.

5.      Gedung E
Gedung E dahulu tempat tinggal pimpinan perdagangan dan pendeta.Namun sekarang dijadikan sebagai Balai Pelestarian Budaya Sul-Sel.


6.      Gedung F
Gedung F dahulu adalah tempat tinggal belanda.




7.      Gedung G
Gedung G gudang dan bengkel. Namun sekarang gedung ini difungsikan sebagai tempat menampung lukisan dari tanah liat.



8.      Gedung H
Gedung H dahulu sebagai tempat menerima tamu dari Ternate.


9.      Gedung I
Gedung I dibangun oleh Jepang dengan sebagai kantor penelitian bahasa dan pertanian.

10.  Gedung J
Gedung J merupakan kantor pemegang buku germising dan sekarang dialih fungsikan menjadi perpustakaan.



11.  Gedung K
Gedung K Kantor Balai Kota.

12.  Gedung L
Gedung L ruang tahanan.



13.  Gedung M
Gedung M gudang dan kantor perdagangan Belanda.

14.  Gedung N
Gedung N merupakan tempat menerima tamu dari Bacan.
15.  Gedung O
Gedung O kantor Gubernur Sulawesi Selatan dan sekitarnya.



16.  Gedung P
Gedung P merupakan tempat peribadatan ( gereja ).



2 komentar:

  1. Best Free Spins at Harrah's Casino | MapyRO
    Find 수원 출장샵 the 용인 출장마사지 best 고양 출장안마 free 순천 출장샵 spins at Harrah's Casino in Harrah's Gulf Coast, Gulf Coast NV, United 남원 출장안마 States.

    BalasHapus
  2. Las Vegas' Wynn Casino - JTM Hub
    Casino. filmfileeurope.com Wynn is a $4 billion 출장안마 resort with https://septcasino.com/review/merit-casino/ four hotel towers with 5,750 herzamanindir.com/ rooms and suites. Each 출장안마 of the hotel towers includes a 20,000 square foot casino and a

    BalasHapus